Jakarta: Kepala Satuan Tugas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Kelurahan Cilandak Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Ari Santoso, mengisahkan perjalanan panjangnya sebagai petugas pemadam kebakaran. Menurutnya, profesi tersebut memerlukan keberanian besar serta jiwa sosial tinggi untuk menolong sesama manusia.
“Menjadi petugas damkar tidak mudah. Namun, kebahagiaan terbesar adalah saat berhasil menyelamatkan nyawa manusia,” ujarnya kepada Pro 3 RRI, Selasa (11/11/2025).
Ari menuturkan bahwa profesinya sering menghadapi situasi tak terduga di lapangan, yang menuntut ketenangan berpikir dan ketepatan tindakan. Menurutnya, kebakaran bukan sekadar memadamkan api, tetapi juga memahami risiko di setiap lokasi berbahaya.
“Kadang lokasi yang kami datangi sulit diakses. Tetapi, kami tetap harus memastikan keselamatan semua pihak,” ucapnya.
Lebih jauh, Ari menegaskan bahwa semangat pengabdian tumbuh dari rasa puas melihat masyarakat tertolong. Ia menyebut para petugas damkar kini tak hanya memadamkan api, tetapi juga terlibat dalam berbagai bentuk penyelamatan.
“Kami juga menolong warga, mengevakuasi korban, hingga menangani binatang liar di permukiman,” ujarnya.
Ari juga menuturkan, makna Hari Pahlawan bagi petugas damkar adalah tentang ketulusan tanpa mengharap gelar. Menurutnya, masyarakat mungkin menganggap mereka pahlawan, namun sejatinya yang dilakukan hanyalah panggilan kemanusiaan.
“Bagi kami, menolong orang adalah bentuk sederhana dari kepahlawanan di masa kini,” ucapnya.
Ia pun mengajak generasi muda bergabung dalam program Relawan Damkar untuk menanamkan semangat menolong sejak dini. Ari menilai melalui kerelawanan, anak muda dapat berkontribusi langsung menjaga lingkungan dan melatih empati sosial.
“Silakan bergabung di Relawan Damkar. Karena setiap pertolongan kecil berarti besar bagi orang lain,” ujarnya menandaskan. Dikutip dari RRI.co.id
